Kegiatan Bakti Sosial Sambil Bersepeda Antik
SEPEDA Ontel. Sangat banyak orang mengatakan. Ada juga yang mengatakan jadi sepeda antik. Ya, antik lantaran sepeda ini berumur beberapa puluh tahun, bahkan juga udah ada sebelum Indonesia merdeka.
Di Kalimantan Selatan, booming sepeda ontel berlangsung lebih kurang tujuh tahun melalui. Bantuknya yang unik membuat sepeda ini dicari banyak kolektor maupun penghobi sepeda. Akhirnya, waktu booming berlangsung di banua, sepeda ontel di sudut-sudut serta pelosok banua jadi target. Harga jualnya juga membubung. Dimulai dengan beberapa ratus ribu rupiah sampai hingga beberapa puluh juta rupiah.
Merk sepeda yang banyak dicari di antaranya Gazelle, Raleigh serta Philips. Gak cuma sepeda, accessories seperti sadel, lampu, lonceng, penutup roda serta penutup rantai yang masih asli ramai diincar sebegai pelengkap orisinilitas sepeda yang dikoleksi.
Seiring waktu berjalan, booming sepeda ontel meredup. Akan tetapi, penghobi sepeda ontel pasti masih ada serta konsisten tiap-tiap dengan hobinya.
Di Banjarmasin, HM Zalfi HB sebagai penghobi sepeda ontel. Gak kurang 21 sepeda antik beragam merk dipunyainya. Beberapa puluh sepeda ontel kuno berjejer di halaman di tempat tinggalnya di Jalan Kuin Selatan Nomer 15 RT 4 Banjarmasin.
Baca : sepeda philips asli
Walau begitu, ia tidak pingin disebut yaitu kolektor. Ia cuman kegemaran atau pengagum sepeda antik. “Kalau kolektor umumnya bila sesuai memanfaatkan sepeda serta bertemu jalan rusak ia akan berhenti. Dan penghobi sepeda akan jalan terus, biarpun jalan rusak, becek maupun hujan sekalinya, ” papar Zalfi.
Semua sepeda itu dibelinya dari beragam tempat dengan waktu yang berbeda-berbeda. Ia mulai tertarik miliki sepeda antik semenjak 2012.
Menariknya, ada tiga sepeda ontel yang berjejer dalam tempat terpisah. Ke-tiga sepeda kuno itu termasuk spesial serta tetap mendapatkan tambahan perawatan sehari-hari. Sepeda classic itu ditambahkan wadah air minum material besi.
Tiga sepeda bermerek Gazelle P itu sebagai sepeda yang paling disayangi Zalfi. Lumrah Zalfi begitu mengistimewakannya lantaran harga belinya Rp 30 juta per unit.
“Saya belinya di Belanda. Masa itu harga Rp 30 juta, lalu saya beli dua serta saya boyong ke Banjarmasin, ” tutur kakek tiga anak serta delapan cucu itu.
Menurutnya, tiap saat peringatan HUT Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan atau Proklamasi 17 Mei 1949, sepeda-sepeda punya dia di turunkan ke jalan. Bahkan juga ada yang meniti perjalanan dari Banjarbaru ke Kandangan.
“Ini ada sepeda yang tiap-tiap tahun dimanfaatkan Gubernur Kalsel, Paman Birin. Bahkan juga bermalam sepanjang dua minggu lebih di tempat tinggal Paman Birin, ” papar ia.
Menurutnya, lewat sepeda ia dapat mengalirkan hobinya dengan bersepeda. Tidak hanya itu, ia turut perbuatan sosial yang diadakan sembari bersepeda antik itu.
0コメント